Kamis, 14 Oktober 2010

Mereka Benar-benar Menunggu Janji SBY


01.14 |

WASIOR, KOMPAS.com - Ratusan warga pengungsi di Teluk Wondama bertepuk tangan saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji membangun hunian dan sekolah sementara. Pengungsi jenuh tinggal di tenda pengungsian atau menumpang di rumah kerabat dalam sepuluh hari terakhir ini. Peristiwa itu, terjadi saat Presiden bertatap muka dengan pengungsi di Pos Komando Bencana Alam Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, Kamis (14/10/2010).



Presiden beserta ibu bersama beberapa Pembantunya seperti Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Tepuk tangan warga kembali riuh saat Presiden juga menegaskan akan membangun pemukiman aman di Wasior berupa rumah tetap beserta infrastrukturnya.

Ever, warga Wasior yang sebelumnya hampir menunggu lebih dari setengah jam menunggu kedatangan Presiden, lega dengan niat Presiden. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan Provinsi Papua Barat segera melaksanakan perintah presiden.

"Kami menunggu janji itu dilakukan," katanya sembari mengunyah pinang.

Di tengah sempitnya tenda sementara, Abdullah, pengungsi lainnya, tidak berharap banyak dengan pembangunan di Wasior. Alasannya, ia akan pulang ke Sulawesi Selatan, karena takut kejadian banjir bandang terulang lagi.

"Saya lebih memilih pulang saja dan menunggu Wasior benar-benar hidup lagi," katanya.

Berbeda dengan Sarjon, warga Wasior perantauan dari Baubau, mengatakan tetap akan tinggal dan menunggu janji Presiden. Saat Presiden berjanji akan membangun kembali rumah tetap atau permanen bagi warga, Sarjon salah satunya bertepuk tangan paling keras.

"Semoga sebelum Desember suasana di Wasior kembali normal. Saat itu, adalah masa panen pedagang aksesoris seperti saya. Desember banyak orang pulang kampung ke Wasior," kata Sarjon. Semoga niat tulus untuk bertepuk tangan itu didengar dan diapresiasi positif oleh Presiden dengan perbuatan nyata.


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar