Senin, 15 November 2010

Merefleksikan Sumpah Pemuda


19.23 |


Sumpah Pemuda adalah salah satu peristiwa sejarah di Indonesia yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini juga salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita. Bagaimana semangat pemuda dulu? Bagaimana pula kenyataan pemuda pada masa kini?
Dari namanya pun kita tahu bahwa yang mencanangkan peristiwa ini pastilah pemuda-pemuda yang mempunyai jiwa nasionalisme dan ingin berjuang bersama demi Negara. Mereka ingin menyebarkan rasa nasionalisme mereka kepada para pemuda yang ada diseluruh pelosok negeri ini. Selain itu mereka juga sadar bahwa mereka tidak bisa berjuang sendiri-sendiri atau dengan kelompok masing-masing melainkan mereka harus bersatu untuk berjuang membebaskan Negara ini dari segala bentuk penjajahan.
Kegagalan-kegagalan yang sebelumnya membuat mereka sadar akan pentingnya menyebarkan semangat rasa nasionalisme dan mempersatukan para pemuda yang ada diseluruh pelosok negeri ini. Karena pada waktu itulah mereka mengadakan Kongres Pemuda I dan II untuk mewujudkan cita-cita mereka yaitu menyatukan pemuda-pemuda Indonesia sehingga menjadi PEMUDA INDONESIA.
Bertolak belakang pada sejarah persatuan pemuda Indonesia yang begitu solid lalu bagaimanakah perjuangan pemuda Indonesia saat ini??? Apakah semangat perjuangan pemuda saat ini sama dengan perjuangan pemuda-pemuda dulu??? Kita patut bersedih jika melihat pemuda-pemuda jaman sekarang. Semangat perjuang Sumpah Pemuda telah banyak ternoda oleh semangat perjuang pemuda-pemuda saat ini. Mereka mengatas namakan tindakan anarkis dan merusak fasilitas serta berbuat onar dengan semangat perjuangan. Mereka tidak bisa hidup secara dewasa, tersinggung sedikit tawuran, tidak diterima ide serta gagasan mengamuk luar biasa sampai merugikan masyarakat lain.
Banyak juga akhir-akhir tawuran mahasiswa yang terjadi. Sungguh ironi bukan, yang seharusnya mahasiswa menjadi contoh yang baik dan kaum yang terpelajar melakukan hal ini. Aksi-aksi demonstransi yang seharusnya dilakukan secara tertib dan penuh dengan ide-ide serta gagasan yang bagus berakhir ricuh hanya karena salah paham dan sedikit gesekan-gesekan yang seharusnya tidak dilakukan oleh kaum intelektual seperti mahasiswa. Seharusnya mahasiswa sebagai pemuda yang paling tinggi intelegensinya tidak melakukan hal-hal yang sangat mencoreng nama pemuda Indonesia. Masih banyak juga jalan yang dilakukan untuk melakukan semangat perjuangan selain dengan jalan anarkis. Marri kita berkumpul dan menyatukan suara kita untuk membangun Negara ini melalui jalan diskusi, tukar pikiran dan masih banyak lagi.
Selain itu pemuda Indonesia saat ini terlena dengan kemudahan-kemudahan fasilitas yang ada sehingga mereka cenderung untuk mencari enaknya saja tanpa memikirnya saudara-saudara atau orang-orang yang ada disekitarnya. Mereka tidak perduli dengan apa yang terjadi disekitar mereka karena mereka sudah merasa nyaman dan enak dengan faslitas yang mereka nikmati tanpa adanya perjuangan.
Untungnya, tidak semua pemuda zaman sekarang seperti mereka, yang menghancurkan diri dan bangsanya. Masih banyak generasi penerus bangsa yang masih peduli dengan lingkungan dan menjunjung tinggi semangat Sumpah Pemuda.
Ada banyak pemuda Indonesia masa kini yang berprestasi di bidang pendidikan, olahraga, teknologi, perdamaian, dan lain-lain. Contohnya, Maria Kristin yang mengharumkan nama bangsa lewat olahraga bulu tangkis.
Jadi, kenyataan pemuda saat ini adalah ada yang melupakan semangat Sumpah Pemuda. Ada pula yang tetap memegang teguh. Yang tetap setia kita dukung dan mencontohnya. Sementara yang lupa, kita ingatkan agar kembali ke semangat para pemuda dulu.


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar