Jumat, 15 Oktober 2010

Democrasy or Democrazy


01.53 |

Dewasa ini banyak sekali Negara-negara yang menyerukan demokrasi termasuk juga Indonesia. Indonesia sendiri sebenarnya telah menganut demokrasi sejak Negara ini merdeka tetapi sama sekali belum terlihat sampai jatuhnya orde baru yang dipimpin oleh rezim Soeharto. Pada rezim Orba inilah demokrasi yang dicita-citakan oleh masyarakat dibungkam penuh oleh kekuatan militer sehingga menimbulkan ketakutan bagi masyarakat untuk menyuarakan suara hati mereka. Banyak aktifis yang hilang begitu saja dan banyak juga yang ditangkap dan menjadi tahanan politik pada era Orde Baru. Hingga pada 28 Mei 1998 rezim Orde Baru yang berkekuatan militer jatuh dan berganti menjadi era Reformasi yang diawali oleh pergerakan Mahasiswa seluruh Indonesia. Disinilah masyarakat mulai mempunyai harapan untuk bias menyuarakan suara hati nurani mereka. Karena asas kebebasan berpendapat pada UUD 1945 telah ditegakan dan sebuah Negara demokrasi mulai dibangun.
Dalam sebuah perkembangan negara yang demokratis diperlukan sebuah kerja sama antara semua pihak mulai dari pemerintah sampai masyarakat. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan sebuah negara sehingga terciptanya goodgoverment yang sangat dicita-citakan oleh masyarakat.

Akhir-akhir ini muncul banyak sekali kerusuhan-kerusuhan yang terjadi. Mereka menginginkan terciptanya negara yang bersih tetapi aksi-aksi telah melenceng jauh. Kenapa hal ini terjadi? Sebuah pertanyaan yang timbul dari saya. Setelah saya amati ternya banyak aksi-aksi yang ditunggangi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atau hanya aksi-aksi yang hanya ikut-ikut atau biasa kita sebut latah.

kejadian yang terjadi di beberapa daerah yang dalam akksinya untuk menuntut terciptanya negara yang bersih telah tercoreng oleh aksi-aksi kekerasan. Tiodak hanya itu saja kejadian tersebut juga telah mencoreng nama mahasiswa.

Kita harus tahu sebagai mahasiswa yang kritis kita tidak boleh anarkis karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang berfikir dan mengungkapan pendapat dengan cara yang baik seperti diskusi, debat dan sebagainya. Bukan malah bertindak anarkis seperti preman yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Jika seperti itu maka apa bedanya mahasiswa dengan preman?

Seharusnya mahasiswa lebih mengerti dan bertindak secara etika karena mahasiswa adalah kaum intelek sehingga tahu bagaimana cara menyampaikan pendapat serta tuntutan jadi apa yang mereka katakan mewakili rakyat tercapai bukan dengan anarkis yang merugikan masyarakat.
oleh: Dadang Hatma S.
Fakultas Hukum
UNIKA widya karya malang


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar